Melawan John Lennon

Melawan John Lennon

\"Premier_League001\"LIVERPOOL - Juergen Klopp pasti penggemar sosok John Lennon. Karena Klopp termasuk salah satu penggemar grup band asal Liverpool The Beatles yang didirikan Lennon. Malam nanti, Klopp ditantang untuk mengalahkan Lennon. Bukan Lennon yang sesungguhnya. Melainkan klub yang mempunyai Lennon-nya sepak bola Inggris di belakangnya, Manchester United. Klopp memberikan sebutan “John Lennon” itu kepada mantan pelatih United, Sir Alex Ferguson. Sebutan itu diberikan Klopp dengan menyamakan prestasi Fergie dan Lennon di bidangnya masing-masing. Fergie dalam sepak bola, dan Lennon di bidang musik. Klopp merasa berhutang karena dua tahun lalu dia menolak tawaran menjadi suksesornya. Klopp memilih bertahan di Borussia Dortmund ketimbang menerima tawaran Fergie. Sebelum akhirnya pada Oktober 2015 lalu Klopp merapat ke Premier League untuk bergabung dengan salah satu klub rival abadi United, Liverpool. ’’Saya tahu dia kecewa begitu saya bergabung dengan Liverpool. Tapi saya akan membuktikan bahwa pilihan saya (melatih Liverpool, red) tidak salah. Saya ingin mengalahkan mereka (United),’’ ujar Klopp sebagaimana dikutip di Mirror. Uniknya, pembuktian kepada “Lennon” itu dilakukan tepat satu laga setelah dia menjalani hari ke-100-nya di Anfield per 15 Januari lalu. Hari ini jadi hari ke-102-nya memegang tonggak estafet pelatih Liverpool mengganti Brendan Rodgers. Di tangan Fergie, United di atas angin melawan Liverpool. Dari 66 duel dalam rentang waktu 1986 hingga musim panas 2013, 33 kali di antaranya dimenangi United di segala ajang. Sedangkan Liverpool hanya 20 kali, sisanya berakhir imbang. Hegemoni United itu terus berlanjut pasca kepergian Fergie. Dari tujuh kali bentrok di era David Moyes (2013-2014) dan Louis van Gaal (2014-sekarang) baru dua kali victory didapatkan The Kop – sebutan Liverpool. Bisakah Klopp membalikkan statistik itu pada laga derby of England ke-194 sekaligus yang pertama baginya itu? ’’Saya menyukai laga derby, dan derby ini adalah yang terbaik di Inggris. Ibarat sup yang sudah enak, saya hanya tinggal menambahkan garamnya saja,’’ tutur pelatih berusia 48 tahun itu dalam pre match conference-nya. Klopp tinggal berharap taktik gegenpressing-nya tetap ampuh ketika melawan klub besar Premier League. Sebelumnya, gegenpressing menelan korban klub elit Inggris seperti Chelsea, Manchester City, dan Leicester City. Menantang Arsenal dengan kekuatan pincang pada pekan ke-21 (14/1) lalu saja Liverpool masih bisa memetik satu angka dengan skor berimbang 3-3. Hanya, Klopp mengingatkan gegenpressing yang memaksa pemain lebih banyak berlari bukan sebagai kunci utama menekuk United. ’’Tidak akan bisa mengalahkan tim sekelas United hanya dengan berlari 145 mil, atau melakukan sesuatu hal lainnya. Sebaliknya, kalian harus fokus dan lebih cermat dalam membuat keputusan di lapangan,’’ sebut Klopp. Duel ini akan jadi pertemuan antara gaya sepak bola menekan ala gegenpressing dan sepak bola mengontrol ala Van Gaal. Kembali fitnya Jordan Henderson dan James Milner, plus on fire-nya Roberto Firmino dan Joe Allen akan merusak anti-taktik Van Gaal. Henderson dkk bisa lebih tenang dalam menekan defense United, sebab di lini belakang Steven Caulker kemungkinan akan dikembalikan ke posisi aslinya sebagai bek tengah. Dia akan dipasangkan dengan Mamadou Sakho. Dibandingkan dengan Kolo Toure, Caulker mempunyai kelebihan dalam melakukan duel udara. Sehingga dengan kemampuannya itu dia akan menyulitkan United yang kerap memainkan umpan-umpan silang untuk menjebol gawang lawan. Apalagi, dalam laga nanti kemungkinan besar tidak akan ada dua double pivot berpengalaman United, Bastian Schweinsteiger dan Michael Carrick. Schweini – sapaan akrab Schweinsteiger – diragukan karena dia baru mengalami cedera lutut saat United ditahan Newcastle United 3-3 (13/1). Sedangkan Carrick belum pulih dari cedera engkelnya. Itu yang membuat gelandang bertahan Liverpool Lucas Leiva yakin United tumbang di Anfield lagi. Musim lalu, United berpesta di Anfield dengan kemenangan 2-1. Dilansir dari Goal, Lucas paling ingat kemenangan 4-1 Liverpool atas United pada 2009 silam. Bedanya, kala itu di Old Trafford, bukan di Anfield. Itu kemenangan terbesar Liverpool atas United satu dekade terakhir. ’’Walaupun ini menjadi pengalaman pertama Klopp, tapi dia pelatih berpengalaman. Saya yakin dia bisa mengatasinya,’’ klaim Lucas dalam situs resmi klub. Tugas The Iron Tulip – julukan Van Gaal – sekarang, bagaimana menutup ruang gerak Liverpool. Berkaca dari laga lawan Arsenal, Klopp sudah tidak lagi hanya mengandalkan serangan dari tengah area serangan untuk menembus gawang lawan. Liverpool sudah berani memulai serangan dari bola lambung jarak jauh. ’’Yang kami lakukan hanya tetap berusaha bermain agresif, namun tetap terkontrol. Ini tidak akan mudah karena tensi laga yang sangat tinggi,’’ ungkapnya dalam situs resmi klub. Menyerang, itulah tantangan sebenarnya Van Gaal apabila ingin melanjutkan hegemoni warisan Lennon. Faktanya, dari lima laga terakhir di Premier League, enam gol yang dibukukan Wayen Rooney dkk. Tidak lebih buruk dari performa defense-nya. Pertahanan United kebobolan delapan gol dari lima laga terakhir Premier League. Artinya, per laga United bisa kebobolan 1,6 gol. Van Gaal mencoba tenang. Dia meminta back four-nya seperti Matteo Darmian, Chris Smalling, Daley Blind, dan Ashley Young untuk tidak terpancing dengan tingginya tensi laga ini. Dengan sedikit menyindir, Van Gaal mencontohkan Steven Gerrard sebagai legenda Liverpool yang terkena kartu merah pada duel musim lalu di Anfield. Bodohnya, kartu merah itu didapatkannya hanya beberapa menit setelah dia masuk sebagai pengganti. Sindiran Van Gaal belum berakhir. Terkait ancaman gegenpressing, pelatih yang empat kali head to head lawan Klopp di Bundesliga ini tidak khawatir. ’’Justru Klopp yang harus belajar gaya sepak bola Inggris, karena sepak bola Inggris beda dengan sepak bola Jerman,’’ tegasnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: